Siapa yang ngga kenal Shirakawa-go? Situs warisan budaya UNESCO yang terletak di Jepang ini terkenal dengan rumah tradisionalnya yang berselimut salju. Nah, kalo Shirakawa-go tanpa salju, apakah tetap menarik?

Perjalanan ke Shirakawa-go

Sebelumnya, saya ingin menceritakan tentang perjalanan ke Shirakawa-go sekaligus alasan saya berkunjung ke sana justru di luar peak season-nya, yaitu di puncak musim dingin, saat salju turun.

Shirakawa-go ini terletak di Prefektur Gifu, ditengah-tengah pegunungan yang membentang di prefektur tersebut. Tepatnya di area Shogawa River Valley. 

Perjalanan menuju Shirakawa-go yang dikelilingi gunung bersalju

Tempat ini bisa dibilang terpencil, dan diapit pegunungan, yang membuat suasana di Shirakawa-go ini tetap asri dan menarik. Makanya kalo puncak musim dingin, biasanya saljunya menumpuk.

Untuk menuju ke Shirakawa-go, transportasi yang bisa benar-benar masuk ke sana adalah bis atau kendaraan pribadi.

Jika kita ingin menuju ke sana dari kota besar, kita bisa memilih kereta/shinkansen. Tetapi, kita hanya bisa turun di kota terdekat dari Shirakawa-go, misalnya di Takayama, Toyama, Gifu, atau Kanazawa. Selanjutnya kita bisa naik bis menuju ke lokasi.

Pilihan lain selain bis hanyalah kendaraan pribadi. Kebetulan saya dan suami memilih jalan ini. Dan kami berangkat ke Shirakawa-go di pertengahan bulan Desember, ketika Jepang memasuki musim salju.

Rute menuju Shirakawa-go ini lumayan licin dan kerap bersalju di musim dingin. Sehingga, hanya kendaraan pribadi yang dilengkapi snow tire, alias ban mobil khusus untuk kondisi bersalju, yang bisa melalui rute ini dengan aman.

Kebetulan mobil yang digunakan oleh saya dan suami tidak memiliki snow tire, jadi mau ngga mau kami harus ke sana ketika tidak ada salju sama sekali. Baik di lokasi, maupun dijalan menuju ke sana.

Baca juga  Fino Hair Mask vs Hair Oil: pilih yang mana?

Jadilah kami menyaksikan Shirakawa-go tanpa Salju.

Shirakawa-go Tanpa Salju

Meskipun datang disaat yang nangggung, musim dingin tapi tanpa salju, ternyata Shirakawa-go tetaplah menarik.

Rumah bergaya gassho yang menjadi ciri khas Shirakawa-go
Gassho style house

Karena musim dingin, hamparan sawah dan gunung yang mengelilingi desa Shirakawa-go ini nuansanya kecoklatan dan terkesan gersang. Tapi hal ini tidak menghilangkan keunikan dari rumah bergaya Gassho atau Gassho style house yang menjadi ciri khas-nya.

Dan, karena musim salju belum dimulai, kita tidak perlu bingung dengan sepatu. Karena tidak ada tumpukan salju yang tebal, artinya kita tidak perlu menggunakan sepatu boots untuk salju.

Jalan-jalan di desa ini pun juga tidak tertutup salju, jadi kita bebas kesana kemari tanpa khawatir terpeleset atau kedinginan, sambil menjelajahi toko-toko dan restauran yang ada di area ini.

Atraksi di Shirakawa-go

Walaupun tidak ada salju dan tidak ada hamparan hijau, tapi menurut saya justru saya ngga perlu ribet berfoto-foto dan bisa lebih mengeksplor pertokoan dan museum yang ada.

Shirakawa-go tanpa tumpukan salju. Kita bebas mengeksplor dari sudut ke sudut.

Ada beberapa atraksi yang saya kunjungi ketika di sana.

Wada House

Ini adalah gassho style house yang terbesar yang ada di area Shirakawa-go ini. Rumah ini sudah disulap menjadi sebuah “museum”, dimana kita bisa melihat arsitektur, perabot, interior, hingga ke sejarah rumah bergaya gassho ini.

Untuk bisa masuk ke dalam rumah ini, kita perlu membeli tiket sebesar 300 yen (~IDR37.500) untuk dewasa, dan separuhnya untuk anak-anak, yang dijual didepan pintu masuk rumah ini.

Tidak hanya melihat lantai satunya, kita juga bisa naik ke lantai dua dan melongok keluar dari jendela teratas rumah gassho ini.

Lantai 2 di Wada House

Dari lantai 2 kita juga bisa melihat kerangka atap rumah gassho yang menarik, dan beberapa alat tradisional yang digunakan warga lokal pada jaman dahulu yang diperlihatkan di lantai ini.

Baca juga  Review House of Ninjas: Bukan Drama Ninja Biasa

Restauran dan kafe

Sebenarnya kami ingin makan soba di area Shirakawa-go ini (karena area ini terkenal menghasilkan tepung soba yang enak di musim dingin), tapi karena terlanjur lapar, kami memutuskan makan dulu sebelum sampai ke Shirakawa-go.

Salah satu kafe&restauran yang menyediakan menu Soba

Tapi, buat yang ingin merasakan makanan di area ini, ada banyak restauran yang bisa kita kunjungi. Menunya ngga cuma soba saja. Mulai dari es krim, nabe, menu olahan daging, sayuran, hingga ke set course menu.

Kalau cuma ingin ngopi-ngopi sambil ngemil, di Shirakawa-go juga ada kafe didalam rumah bergaya gassho ini. Jadi sambil bersantai, kita bisa sambil menikmati suasana rumah gaya gassho ini.

Toko Souvenir

Apalah artinya turis tanpa oleh-oleh. Di area ini juga ada toko souvenir yang menjual aneka ragam oleh-oleh. Mulai dari oleh-oleh standar ala tempat wisata Jepang, sampai oleh-oleh yang lebih spesifik khas Shirakawa-go.

Kalau souvenir favorit saya tentu saja pin berbentuk rumah gassho ini. Dan saya sengaja memilih pin yang menunjukkan rumah gassho tanpa salju.

Foto Spot Shirakawa-go

Nah, meskipun Shirakawa-go tanpa salju di musim dingin ini terkesan gersang, tapi jangan sampe terlewatkan foto spot khas di area Shirakawa-go ini.

Foton spot wajib Shirakawa-go. Bisa melihat keseluruhan desa dari atas sini.

Dari titik ini kita bisa menikmati secara keseluruhan area wisata Shirakawa-go ini.

Ketika puncak musim dingin, spot foto ini termasuk dalam spot terbaik untuk mendapatkan gambar secara keseluruhan suasana Shirakawa-go yang khas itu. Terutama ketika ada jadwal light up dimana kita bisa melihat lampu-lampu di rumah gassho itu menyala ditengah tumpukan salju (lihat jadwal light up tiap tahun di sini)

Kesimpulan

Menurut saya mengunjungi Shirakawa-go tanpa salju memiliki keuntungan sendiri. Karena kita bisa eksplor ke sana kemari tanpa khawatir dingin, kaus kaki atau sepatu yang basah karena tumpukan salju yang tinggi. Kekurangannya hanya satu, tidak ada foto iconic khas Shirakawa-go.

Baca juga  Tsutenkaku Tower di Osaka: Menara Lawas yang punya Daya Tarik Tersembunyi

Buat saya (dan terutama suami yang tidak terlalu mementingkan estetika foto atau berfoto di tempat yang iconic), mengunjungi Shirakawa-go kapan pun tidak menjadi masalah. Suasananya tetaplah asri dan nyaman di sana.

Yang penting saya bisa melihat si rumah gassho, melihat seluruh atraksi yang ditawarkan di sekeliling Shirakawa-go, dan bisa memberi gambaran yang berbeda dari Shirakawa-go yang biasa dilihat turis.

Saran saya, buat turis yang ingin melihat salju, berfoto iconic, dan hal touristy lainnya, sebaiknya memang datang ke Shirakawa-go di puncak musim dingin (akhir Desember-Februari). Dan jangan lupa mengecek jadwal light up-nya supaya bisa melihat pemandangan iconic-nya.

Tapi, buat turis yang hanya ingin merasakan “aslinya” Shirakawa-go, tanpa tambahan salju, maka datang ke Shirakawa-go di musim semi atau musim panas bisa menjadi pilihan yang menarik. Pemandangan yang asri dan suasana yang sejuk juga bisa dirasakan di kedua musim itu. Berbagai macam atraksi pun bisa dinikmati.

Tapi kalau cuma mau liat Shirakawa-go, yasudah kapan pun tidak masalah. Menurut saya, tidak mengurangi keunikan Shirakawa-go dan rumah gassho-nya.

Buat yang suka wisata alam yang tenang, sejuk, dan asri, main ke Shirakawa-go sangat direkomendasikan. Tapi, kalau yang suka jalan-jalan ramai, mending ke Tsutenkaku aja di Osaka hehe!

Kalau kalian, pilih ke Shirakawa-go kapan?

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *