Ada dua tontonan, satu series dan satu movie di platform Netflix yang pingin saya rekomendasikan ke teman sesama dokter dan juga teman-teman farmasi terutama di industri obat-obatan. Apa saja tontonan untuk dokter dan farmasist itu?

PainKillers

Merupakan salah satu miniseries di Netflix yang menceritakan sebuah pandemi opioid yang terjadi karena pemasaran besar-besaran suatu obat golongan opioid (narkotika) sebagai obat anti nyeri.

Serial 6 episode ini menceritakan perjalanan para investigator untuk dapat menangkap dalang terjadinya pandemi opioid ini, yang tidak lain tidak bukan adalah perusahaan farmasi produsen obat tersebut, suatu perusahan farmasi besar alias big pharma, yang tidak bisa disentuh oleh hukum sekalipun.

Series ini menceritakan perusahaan farmasi Purdue Pharma milik keluarga Sackler yang memproduksi obat OxyContin. Keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang paling kejam di Amerika, karena menyebabkan pandemi opioid kala itu.

Tidak hanya mengikuti sudut pandang para investigator, di setiap episode berdurasi 45 menit ini kita juga diajak melihat pola pikir dan strategi para pemimpin perusahaan big pharma ini, para anggota keluarga Sackler, dalam memuluskan pemasaran mereka. Strategi marketing hingga sistem perekrutan para medical sales representative (medrep). Kita juga diajak untuk melihat sudut pandang dari pasien dan keluarga pasien yang menjadi korban adiksi dari obat opioid yang dipasarkan secara “bebas” ini.

Series ini “membongkar” secara jelas bagaimana perusahaan farmasi besar bisa mendominasi penjualan sebuah obat. Strategi legal dan juga ilegal, hingga seberapa dalam perusahaan ini berani “menembus batas etika” dalam penjualan obat-obat keras macam opioid ini.

Pain Hustlers

Ini adalah film yang diproduksi oleh Netflix yang sebenarnya mengangkat tema yang sama, tentang industri obat-obatan opioid. Bedanya, film yang dibintangi Emily Blunt ini mengambil sudut pandang dari Liza Drake, seorang mantan penari erotis yang pandai bicara, yang direkrut menjadi seorang medrep, yang akhirnya sukses di jalur karirnya.

Baca juga  Dance 100: Kompetisi Koreografer dengan Juri yang Adil

Liza berhasil menghidupkan kembali industri obat opioid dari perusahaan Zanna Pharmaceutical yang hampir bangkrut karena obat mereka yang tidak laku di pasaran. Di sinilah film ini akan mengulik usaha dari seorang medrep untuk bisa menjual obat-obatan mereka, baik melalui pendekatan personal ke dokter, bribery, sampai ke bentuk-bentuk yang ilegal.

Sebenernya film ini tidak hanya membahas tentang industri farmasi besar, alias big pharma, dan segala macam strategi pemasaran legal maupun ilegal mereka, tapi juga mengulik perjuangan seorang Liza Drake yang ingin berdikari, ingin “dipandang”, dan ingin memiliki harga diri.

Film ini menceritakan perjuangan perempuan seperti Liza, yang awalnya seorang penari erotis yang tidak lulus SMA, hingga menjadi seorang Vice President of Marketing di sebuah perusahaan farmasi besar di Amerika.

Dari segi cerita sebenernya cukup simpel dan straight-forward, karena menceritakan sebuah true story. Tapi ada nilai-nilai personal development yang dibawakan oleh karakter Liza Drake ini yang menurut saya menarik.

Kenapa saya rekomendasikan tontonan ini untuk dokter dan farmasist?

Because, sebelum nonton kedua tontonan ini, saya ngga sadar bahwa perusahaan farmasi besar itu sekuat itu, dan mereka sekaya itu. Perusahaan farmasi ini bisa melegalkan “segala”nya demi keuntungan.

Yang menjadi concern buat saya adalah target operasi mereka adalah dokter-dokter. Sebagai dokter, kalau kita ngga bener-bener memegang etika kedokteran, kita bisa jadi korban manipulasi para perusahaan farmasi ini besar ini. Ini mengingatkan saya betapa pentingnya menjunjung etika kedokteran.

Karena, ketika kita sudah termanipulasi oleh industri obat-obatan, maka korbannya adalah para pasien yang menerima obat-obatan melalui peresepan tersebut.

Beruntungnya, di Indonesia perusahaan farmasi ngga “senekat” itu. At least, menurut saya sih begitu, hehehe.

Baca juga  Review "Griselda" Netflix: The Rise and Fall of A Strong Woman in Narcotics

Nonton ini bener-bener bikin saya jadi ngerti bagaimana industri farmasi itu bekerja. Sebagai dokter, kita juga harus siap mengantisipasi era big pharma kedepannya.

Yang jelas, diantara kedua tontonan ini, saya lebih suka Pain Hustler (skornya 4/5 lah yaa), karena ngga cuma melulu menceritakan soal perusahaan farmasi dan obatnya, tapi juga tentang perjalanan si Liza Drake ini. Sementara Painkiller (3.5/5) lebih banyak menceritakan betapa mengerikannya pandemi opioid ini dan betapa kejamnya orang-orang dibalik pandemi itu.

Kalau temen-temen nonton ini nanti, kasih tau saya donk, mana tontonan untuk dokter dan farmasist yang menurut kalian lebih sesuai dan lebih menarik?

Share this post

2 comments

  1. Thank you kak, Aku udah nonton yang Painkillers, next pain hustlers.
    Kebetulan baru belajar usaha apotek,. pas nonton painkillers, OoooOOooOoo.. begitu toh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *