Pertanyaan paling banyak yang saya dapatkan dari teman-teman atau junior saya adalah: kenapa saya memilih S3 di Jepang?
Sebenernya motivasi mendasar adalah karena saya ingin lihat Doraemon, Sailor Moon, dan sebangsanya di dunia nyata. Because I grew up with them.
Tapi selain itu ada beberapa alasan yang menurut saya perlu dipertimbangkan:
Table of Contents
Teknologi dan Dana Riset
Salah satu alasan saya memilih S3 di Jepang adalah karena saya tahu dalam bidang kedokteran, teknologi riset di Jepang sudah sangat maju.
Apalagi jika bicara basic research, maka negara Jepang adalah salah satu negara dengan resource yang patut di pertimbangkan.
Selain itu, dana riset atau research grant atau research fund di Jepang juga terkenal cukup banyak. Jadi ngga khawatir riset ngadat di tengah karena dana kurang.
Jadi, menurut saya penting untuk melihat profil dunia riset di negara yang kita tuju. Supaya sepanjang studi kita ga pusing mikirin teknologi yang terbatas atau dana yang ngadat.
Kedekatan Lokasi
Saya memilih ke Jepang karena dekat dari Indonesia. Jadi kalo ada apa-apa bisa segera kembali ke Indonesia.
Apalagi saya masih single dan belum ada pasangan sewaktu berangkat ke Jepang. Siapa tau nanti dapat jodoh di tengah-tengah kan biar enak bisa segera ketemu orang tua di Indonesia.
(tapi toh akhirnya ga bisa ketemu karena pandemi. hiks)
Semisal saya di Eropa apa di Amerika gitu, enak juga sih di sana. Tapi kalo mau bolak-balik buat lamaran, akad, dan lain-lain kan rempong gitu, khaaaann. Mau bawa ortu ketemu keluarganya besan juga mungkin kejauhan.
Kemiripan Budaya
Saya orangnya agak-agak suka shock culture gitu. Soalnya saya belum pernah ada pengalaman keluar negeri gitu. Jadinya ada kekhawatiran ngga bisa cepat beradaptasi.
Tau sendiri kan budaya di barat kayak gimana. Jadi saya merasa lebih nyaman di belahan bumi yang budayanya masih mirip-mirip.
Walaupun etos kerja dan kedisiplinan orang Jepang itu beda banget sama di Indonesia, tapi budaya yang lain-lain mah masih mirip-mirip di Indonesia kok.
Bahkan, semakin saya tinggal lama di Jepang, semakin saya merasa budaya mereka plekketiplek ama di Indonesia.
Plus, saya sudah punya gambaran kehidupan di Jepang. Thanks to anime and dorama. Jadi kekhawatiran akan shock culture jadi lebih sedikit.
(sebenernya sih motivasi pingin liat doraemon dan Shinichi Kudo yang bikin saya kuat melewati shock culture heheh)
Banyak Kolega yang Merekomendasikan
Nah, mungkin ini juga ngga kalah penting. Ada bagusnya kita masuk sekolah yang dimana lulusannya banya berserakan di jaringan profesi kita.
Kebetulan banyak sekali dokter di lingkungan saya yang mengambil S3 di Jepang. Sehingga saya merasa ada kedekatan dengan lingkungan tersebut jika saya lulus dari tempat yang sama.
Ini nanti ada hubungannya dengan peluang mencari kerjaan juga di ranah bidang saya. Jadi saya ngga ragu untuk memilih di Jepang.
Kesimpulan
Memilih lokasi studi di S3 itu ngga main-main menurut saya. Karena studi S3 itu berat dan cukup lama. Jadi, pastikan kita memilih tempat yang tepat.
Dan menurut saya, teknologi dan funding riset yang banyak, kedekatan lokasi, kemiripan budaya, dan kolega sesama dokter yang mempengaruhi saya untuk memilih negara Jepang.
Buat tiap orang alasan ini bisa berbeda-beda. Semoga pertimbangan alasan saya bisa menjadi acuan buat teman-teman yang ingin studi S3 di Jepang juga.