Kulit “glass skin” memang bukan standar kecantikan nomer satu di Jepang. Tapi, kalau pingin kulit yang sehat dan berkilau ala Jepang, kita harus menjaga barrier kulit wajah, dan Momopuri Moist Barrier Cream dari perusahaan BCL ini adalah kunci jawabannya. Selain berfungsi sebagai moisturizer, krim ini menjaga fungsi barrier kulit dan mengunci kelembaban di dalam kulit seperti sleeping mask. Penasaran?
Table of Contents
Momopuri Skincare by BCL
Krim ini adalah versi formulasi terbaru dari Momopuri Gel Cream yang pertama diluncurkan sekitar tahun 2021 lalu dan pernah masuk ke pasar Indonesia. Krim ini merupakan satu dari serangkaian skincare series berbahan dasar peach ceramide yang terdiri dari cleansing wash, moisturizing lotion, cream, masker (krim dan sheet pack).
Brand ini keluar dari salah satu perusahaan skincare terkenal di Jepang, BCL, yang juga induk dari brand terkenal seperti Saborino (pernah saya bahas salah satu produknya di sini), Kansosan (pingin banget coba!), Tsururi (pore clay pack-nya banyak direkomendasikan lho!), AHA Cleansing Research (facewash terkenalnya pernah saya review sebelumnya), dan Momopuri ini sendiri.
Momopuri Moist Barrier Cream: Review
The Product
Karena saya penggemar moisturizer dengan konsistensi gel cream (biasanya menyerap cepat dan hasilnya wow banget), Momopuri Moist Barrier Cream ini langsung menarik perhatian saya. Apalagi produk ini sempat memenangkan award dari LipsCosme, salah satu aplikasi kosmetik can makeup review ternama di Jepang, sebagai best moisturizer di kategori skincare. Menarik kan?

Ingredients andalan mereka selain peach ceramide yang membantu mendukung barrier kulit wajah adalah kandungan lactic acid bacteria “K-1 strain” yang membantu kulit semakin elastis. Bersama dengan ekstrak Bergamot Fruit, Vitamin C, hyaluronic acid, Vitamin A dan E, krim ini membantu menjaga kelembaban kulit dengan mendukung fungsi barrier kulit wajah, sekaligus memperbaiki tekstur kulit.
Ingredients: Water, dimethicone, methylgluceth-10, pentylene glycol, glycerin, diglycerin, BG, squalane, arginine, corn oil, ceramide AP, ceramide NG, ceramide NP, ascorbyl tetrahexyldecanoate, tocopherol, retinol palmitate, sodium hyaluronate, Bergamot fruit extract, peach juice, peach leaf extract, di(phytosteryl/octyldodecyl) lauroyl glutamate, lactobacillus, (hydroxyethyl acrylate/acryloyldimethyltaurate Na) copolymer, (acrylates/alkyl acrylate (C10-30)) cross Polymer, silica, polysorbate 60, maltodextrin, EDTA-2Na, phenoxyethanol, fragrance, cyanocobalamin, iron oxide
Untuk satu pot gel cream yang bisa dipake selama 4-6 bulan, harga yang ditawarkan menurut saya sangat affordable. Meskipun produk ini tidak mudah ditemukan di drug store, tapi produk ini dijual bebas di toko khusus makeup dan skincare di seluruh penjuru Jepang.
The Experience: Moisturizer sekaligus Sleeping Mask
Seperti gel cream kebanyakan, tekstur krim ini ringan banget seperti gel. Dia berwarna transparan dan mudah sekali menyerap ke dalam kulit. Seperti temanya, krim ini punya wangi buah peach yang khas. Menurut sebagian orang baunya termasuk kuat, tapi menurut saya pribadi, baunya justru relaxing. Seger dan bikin relaks!

Setelah pemakaian, gel cream ini bakal langsung menyerap ke dalam. Kulit langsung akan terasa lebih lembab. Gel ini tidak lengket, tapi memang meningalkan sensasi licin dipermukaan kulit. Dan lapisan licin ini bertahan cukup lama. Kalau dipake di malam hari, ketika kita cuci muka besok paginya, pasti terasa seperti ada barrier di permukaan kulit yang luntur bersamaan dengan basuhan air. Persis rasanya kalau kita pakai sleeping mask cream di malam hari.
Setelah pemakaian, muka bakal auto-terlihat lebih glowing dan lebih lembab. Biasanya, dengan moisturizer biasa, setelah pemakaian moisturizer, kulit memang terasa lembab dan plumpy, tapi biasanya wajah ngga keliatan glowing, justru lebih keliatan matte. Sedangkan dengan produk ini, wajah bisa keliatan seperti glass skin langsung setelah pemakaian, dan ini bertahan cukup lama.


Biasanya krim ini saya aplikasikan di malam hari, dan efek glowing dan efek licin semacam barrier-nya itu bertahan sampai pagi. Atau kalau habis exfoliasi atau pake retinol, saya pasti aplikasikan krim ini setelahnya, dan itu rasanya soothing banget dan bener-bener bikin kulit terhidrasi. Apalagi ditambah aromanya yang seger. Selain itu, pemakaian krim ini sebelum make up sehari-hari bikin make up kita keliatan lebih nempel, lebih seger dan natural.
Hanya saja, perlu hati-hati jika menggunakan layer lotion/serum yang sifatnya oily diatas krim ini, bisa jadi wajah keliatan terlalu glassy alias terlalu kinclong, yang malah berimbas make up jadi mudah longsor.
Meskipun produk ini mengklaim dapat mendukung fungsi barrier kulit, mengecilkan pori dan memperbaiki tekstur kulit, efek mengecilkan pori menjadi efek yang kurang terasa ketimbang efek ke barrier kulit dan efek ke tekstur kulit. Karena, pemakaian jangka panjang ternyata bikin kulit lebih elastis dan lebih halus teksturnya.
Kesimpulan
Saya rekomen banget memakai produk ini di malam hari, apalagi di tengah musim dingin di Jepang, ini investasi yang bagus untuk menjaga kelembaban kulit. Saya juga rekomen pemakaian krim ini sebagai layer terakhir skincare, karena dia punya fungsi barrier yang bakal mengunci kelembaban di dalam kulit.
Ngga heran kalo produk ini disebut dapat menjaga skin barrier, karena beneran seperti ada lapisan film tipis di permukaan wajah setelah aplikasi, dan ini membantu mengurangi evaporasi dari dalam kulit.
Selain itu, untuk harga yang ekonomis, jangka pemakaian yang lama, fungsi yang jelas, dan manfaat yang didapat, saya rekomen pemakaian krim ini.
Karena, kulit yang cantik berawal dari kulit yang sehat, dan kulit yang sehat diawali dari fungsi barrier kulit yang terjaga .