Selama hidup di Jepang dan tinggal bersama keluarga Jepang, saya menyadari ada beberapa perbedaan persepsi tentang “tingkat kejorokan manusia” versi Indonesia–dari POV saya, versus versi Jepang–dari POV suami saya. Kalau tidak mau dianggap jorok menurut (sebagian) orang Jepang, hindari 5 hal ini. Apa aja itu?

Tidak cuci tangan saat pulang ke rumah

Di Jepang, sejak jaman di playgroup anak-anak sudah diajari untuk SELALU cuci tangan dan kumur-kumur tiap kali pulang ke rumah. Ngga hanya sewaktu pulang, sewaktu masuk sekolah pun mereka juga di-WAJIB-kan untuk cuci tangan dan kumur-kumur. Karena lingkungan luar dianggap kotor, cuci tangan (plus kumur-kumur) adalah cara yang efektif untuk mencegah penularan kuman di dalam rumah.

Jujur aja, dari kecil keluarga saya menekankan kebersihan, tapi cuci tangan sesampai di rumah belum jadi kewajiban. Seringnya, saya lupa cuci tangan dan langsung nonton tv, atau langsung main, walaupun tiap mau makan pasti cuci tangan. Kebiasaan ini akhirnya terbawa hingga dewasa dan ini yang selalu jadi bahan teguran suami.

Sementara suami (dan semua anggota keluarga suami), mau di Indonesia maupun di Jepang, begitu masuk rumah yang dicari pasti wastafel. Bahkan ketika berkunjung ke rumah teman/saudara sekalipun.

Sekarang, setelah survive melewati masa COVID, jadi ngerti betul pentingnya cuci tangan setelah beraktifitas di luar. Dan saya salut, di Jepang hal-hal kecil seperti itu sudah dijadikan kebiasaan sejak kecil.

Tidak cuci tangan setelah dari toilet

Pasti banyak yang bilang, “hari gini masa keluar toilet ga cuci tangan? Ga mungkin”. Tapi kenyataannya, saya masih sering liat di kantor saya di Indonesia, orang keluar bilik toilet langsung bablas aja.

Baca juga  Have a Purpose! Rahasia Umur Panjang Orang Jepang

Terlepas orang itu di toilet cuma numpang nangis atau ganti baju, sebenernya lingkungan toilet ini banyak menyimpan kuman atau bakteri, baik di gagang pintunya, di dindingnya, di sekelilingnya, pokoknya relatively ada di mana-mana. Makanya, penting untuk cuci tangan.

Sama halnya dengan di Jepang, meskipun toiletnya bersih-bersih (banget), tapi ingat, selalu cuci tangan di toilet! Dan jangan lupa bawa saputangan sendiri untuk menyeka tangan yang basah pasca cucitangan. Lakukan ini kalau kamu ingin dinilai “bersih” sama warga lokal Jepang.

Sikat gigi kurang dari 2 menit

Saya pernah ditertawai suami (tawa bercanda tapi…) ketika suami saya melihat saya sikat gigi kurang dari 2 menit (pas kondisi lagi buru-buru). Karena, menurut suami, itu tergolong “ngga bersih”.

Well, ngga banyak orang tau bahwa sikat gigi yang efektif adalah minimal 2 menit. Saya juga baru tahu dewasa ini, itupun karena kakak-kakak saya semua dokter gigi. Waktu kecil, saya diajarkan cara sikat gigi yang benar, tapi memang tidak menitikberatkan pada durasi lamanya sikat gigi. Sementara di Jepang, warganya sudah “ngeh” kalo sikat gigi sebaiknya lebih dari 2 menit.

Sikat gigi kurang dari 2 menit aja jadi masalah, jangan sampai tinggal di Jepang tapi tidak sikat gigi ya!

Tidak memakai alas kaki di rumah

Baik dalam bentuk sandal rumah, maupun bentuk kaos kaki. Jarang banget ketemu sama orang Jepang, yang di rumah sekalipun, mereka barefoot. Karena menurut mereka barefoot itu tidak sopan.

Saya juga baru tau recently, kalau lantai di rumah-rumah Jepang itu termasuk sacred, karena orang-orang Jepang pada umumnya masih ada yang tidur di lantai. Kalau kita jalan dengan barefoot, ada resiko minyak dan keringat di kaki kita mengotori lantai yang dipakai untuk tidur itu tadi, makanya sangat tidak disarankan untuk barefoot di Jepang.

Baca juga  Apa bedanya brand fashion Jepang Uniqlo vs GU? A Guide for Jastip Lover

Bagi kita, orang Indonesia, kayanya ngga masalah buat barefoot. Karena toh lantai juga disapu dan dipel. Tapi, balik lagi bukan cuma soal disapu dan dipelnya saja, tapi soal keyakinan dan budaya bahwa lantai itu sacred, plus, kegiatan tidur juga merupakah hal yang sacred dalam kebiasaan orang Jepang tradisional. So, kalo di Jepang, kita harus menghormati itu.

Walaupun, kalau di Indonesia suami pasti barefoot. Bahkan sandal menjadi andalan kemanapun dia pergi wkwkwk.

Pakai handuk berulang kali

Ini hal yang paling bikin suami terheran-heran setelah menikah, “gimana ceritanya orang Indonesia pakai handuk yang sama berulang kali?”. Bagi saya, orang Indonesia, itu biasa aja, tapi bagi orang Jepang yang pake handuk sekali terus langsung di cuci, rasanya aneh melihat handuk saya.

Memang, selama saya tinggal dengan suami dan keluarganya, cucian paling banyak setiap hari selain underwear dan kaos kaki adalah handuk. Biasanya mereka pake handuk-handuk ukuran kecil yang tipis tapi sangat menyerap. Baik handuk badan, hand towel, kitchen towel, semuanya di cuci tiap hari.

Kesimpulan

Well, ngga semua orang Jepang kayak gitu sih. Standardnya bisa beda-beda. Di keluarga suami, standarnya bisa lebih strict lagi. Tapi, 5 hal ini adalah bare minimum standar yang mungkin bisa bikin kita dinilai jorok menurut orang Jepang. Kalau menurut temen-temen gimana? Setuju ngga?

Share this post

2 comments

  1. Jepang sangat menjunjung tinggi kebersihan ya, bahkan sering cuci tangan.

    Dan kurasa masyarakat indonesia juga sekarang ini tingkat kesadaran buat cuci tangan naik semenjak pandemi covid 😁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *