Kalau ditanya rahasia rambut cantik ala orang Jepang, barangkali hair oil atau minyak rambut adalah jawaban yang paling tepat. Bahkan minyak rambut dari bunga Tsubaki atau bunga camellia sudah menjadi rahasia kecantikan rambut wanita Jepang dari jaman Edo dulu. Nah, sekarang ada banyak produk perawatan rambut dari Jepang yang populer, salah satunya brand Fino dari Shiseido yang meluncurkan produk hair mask-nya yang viral banget, dan produk hair oil-nya yang tergolong lebih baru. Kira-kira Fino Hair Mask vs Hair Oil: bagus yang mana?
Table of Contents
Fino Hair Mask vs Hair Oil
Fino Hair Oil
We will go from the oil first, because I am such a fan of Japanese Hair Oil!
Saya udah lama jadi penggemar hair oil Jepang, sejak saya mengenal Tsubaki oil dan rutin pake minyak rambut tersebut (baca ceritanya di sini). Menurut saya, pake hair oil tu beneran ngefek, lebih ngefek daripada pake kondisioner, atau pake kondisioner saja.
Sebelumnya, disclaimer dulu, rambut saya ini tipe rambut yang hair shaft alias batangnya itu kecil. Sebenernya rambut cukup lebat, tapi karena kecil, jadi terkesan tipis. Batang rambutnya sendiri cenderung agak kering dan mudah frizzy. Kalau dites, kayanya rambut saya termasuk yang medium-to-high porosity.
Anyway, karena rambut saya tipis, tapi gampang frizzy, cenderung kering dan mudah mengembang, pemakaian hair oil ini sangat membantu, termasuk dengan produk hair oil dari Fino.
Bahan utama dari hair oil-nya ini adalah Phytosteryl Derivatives yang membantu memperbaiki rambut dari dalam, Dimethicone (Silicone) yang memperbaiki tekstur rambut dari luar, dan Squalane Pearl peptide (hydrolyzed conchiolin protein) yang akan memberi efek shining alias berkilau pada rambut.
Cara pakenya? Saya suka hair oil ini karena makenya gampang banget. Cukup dengan mengaplikasikannya secara rata di rambut. Untuk rambut pendek-medium, cukup 1-2 push botol (saya pribadi cuma pake 1 push), untuk rambut panjang bisa sampe 3 push dari botolnya.
Produk ini juga bisa dipakai dalam kondisi rambut kering atau rambut setengah basah habis keramas. Saya biasanya pake produk ini dalam kondisi rambut kering sebelum di styling. Setelah pakai produk ini dirambut, saya ratakan menggunakan sisir kayu, sebelum kemudian di blow dry pake hairdryer atau di styling pake alat catok (baca tipsnya di sini)
Hair oil ini punya tekstur yang mirip hair oil pada umumnya. Dia berminyak tapi cenderung ringan, ngga kental. Begitu dipake di rambut, memang akan keliatan lepek. Tapi kalau diratakan dengan baik atau dikeringkan dengan pemanasan, hasilnya bakal cakep.
Di Jepang, hampir semua salon melakukan step yang sama. Pake hair oil sebelum atau setelah styling dengan pemanasan. Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan berlebihan karena pemanasan itu tadi. Jadi, mau dipake setelah keramas, setelah nge-blow, sebelum nge-blow, tetep hasilnya bakal bagus, karena ada bahan yang memperbaiki tekstur rambut dari luar maupun dalam.
Hasilnya? Rambut jadi “jatuh”, berbobot, mudah diatur, dan rapi. Buat rambut saya yang bergelombang, ini bener-bener bikin rambut keliatan lebih lurus dan rapi. Selain itu, aromanya enak banget, kayak habis keluar dari salon. Cakep banget dah pokoknya.
Yang saya suka, kalau dipake rutin, hair oil bener-bener bikin rambut jadi halus. Setiap kali saya pake produk ini, waktu keramas malam harinya, rambut terasa makin lembut. Makin rutin dipakai, makin lembut.
Fino Hair Mask
Nah, kalo yang ini tuh emang viral banget. Aslinya, produk ini justru viral pertama di Tiktok China, baru kemudian viral di Jepang (tau sendiri kan, estetikanya orang China yang suka rambut lurus panjang berkilau??).
Bedanya dengan si hair oil, versi hair mask-nya ini udah menang award Best Cosmetic Award Hall of Fame dari @cosme, saking larisnya dia.
Hair mask ini punya 6 bahan utama yang jadi andalan, Royal Jelly EX yang me-moisturizing, Trehalose + Sorbitol, PCA + weak acid base yang memperkuat kutikula, Phytosteryl Derivatives dan Squalane Pearl Peptide yang memperbaiki rambut dari dalam dan membuatnya berkilau, dan Glutamic acid sebagai bahan conditioning dan moisturizing.
Bahan-bahan utama tersebut akan “mengisi” rambut kita dari dalam, dan membuat permukaan rambut jadi halus.
Cara pakenya juga ngga ribet. Cukup dipake setelah keramas (bisa tanpa atau setelah pake kondisioner). Pertama, rambut diperas dulu, supaya sisa air di batang rambut sedikit. Ambil produk Fino Hair Mask ini, kira-kira seukuran buah anggur untuk rambut medium hingga panjang. Jadi, ngga perlu ambil banyak-banyak. Tunggu sekitar 10-20 menit, setelah itu baru dibilas bersih.
Produk ini punya konsistensi yang lembut dan cenderung oily. Jadi tangan bakal kerasa greasy gitu sehabis aplikasi. Begitu dipakai, rambut langsung jadi lembut. Biasanya, saya pakai sisir khusus treatment untuk meratakan hair mask ini ke seluruh batang rambut. Dan, saya selalu menghindari menggunakan produk ini di kulit kepala.
Menurut saya pribadi, semakin lama produk ini berada di rambut, hasilnya akan semakin maksimal, meskipun menurut website resmi, produk ini ngga perlu dipake lama-lama (dibilas langsung juga tetep oke). Jadi, kalo pingin rambutnya alus banget, pakenya agak lamaan. Dan jangan lupa dibilas dengan air yang banyak, terutama kalau produk ini kena kulit kepala.
Kalo pake cara yang viral di China, agak sedikit rempong. Karena kita harus mengaplikasikan hair mask dalam keadaan rambut setengah kering, lalu dibungkus dengan plastik wrap dan ditunggu sampai 20 menitan, baru di bilas.
Hasilnya? Kalo si hair oil bikin rambut jadi jatuh, berbobot, dan mudah diatur, pake hair mask ini bikin rambut jadi halus banget teksturnya. Batang rambut jadi ringan dan halus banget kayak benang (mungkin karena batang rambut saya kecil). Rambut jadi gampang banget disisir dan keliatan lebih lurus. Secara otomatis tangan tuh kayak pingin megang-megang rambut terus saking halus dan lembut, plus rapinya.
Tapi, kalau pake cara yang viral di China kayanya ngga cocok untuk rambut saya, karena rambut saya jadi kelewat lembek. But overall emang jadi lembut dan berkilau kayak iklan shampoo, bahkan setelah di styling dengan pemanasan.
Fino Hair Mask vs Hair Oil: Pilih Mana?
Menurut saya, kedua produk ini sama-sama bagus. Tapi, saya lebih prefer hair oil karena pemakaiannnya jauh lebih praktis dan botolnya praktis dibawa kemana-mana. Jadi lebih enak untuk pake produk ini kemana-mana. Apalagi, kalo pake hair oil ini secara rutin, efeknya jadi mirip sama hair mask-nya. Minusnya, yang versi oil ini lebih mahal.
Tapi, buat yang punya rambut tebel, batang rambut yang besar, tapi karakteristiknya high porosity, atau yang rambutnya severely damaged karena pemanasan atau pewarnaan, pake yang hair mask bakal lebih bagus hasilnya, kayak pengalaman adek saya yang rutin catokan tiap hari.
Kalau dibandingkan dengan hasil akhir hair oil, pemakaian hair mask ini bener-bener bikin rambut keliatan ternutrisi dari dalam, plus ada extra shine yang kurang keliatan kalo dibandingin sama hair oil-nya. Apalagi, hair mask ini tergolong murah mengingat volumenya yang besar dan bisa dipakai jangka panjang.
Apalagi kalo pake cara orang China, mungkin beneran bakal bisa kayak rambut-rambut di iklan. Secara, rambut orang China-Jepang kan tipe yang lebat.
Tapi, buat yang punya rambut dengan low porosity, ada kemungkinan produk-produkya Fino ini ngga bekerja. Karena produk Fino ini punya kandungan protein yang tinggi, yang bisa jadi malah membuat rambut bertipe low porosity ini justru makin kering. Jadi, kembali lagi, cocok-cocokan dengan jenis rambut kita.
Pingin coba juga? Buat yang pingin beli produknya Fino, bisa cek di tokoku ya.