Sebagai penggemar berat serial Gossip Girl 2007 yang dibintangi oleh Blake Lively dan Leighton Meester, saya penasaran banget waktu denger Gossip Girl akan dihidupkan kembali. Saya penasaran bagaimana mereka akan menghidupkan duet Serena and Blair di serial Gossip Girl 2021 ini.

Tapi, ternyata saya salah. Gossip Girl 2021 sama sekali bukan tentang Serena dan Blair, tetapi mereka tetap menghadirkan dinamika problem remaja elit kota New York yang bener-bener “jaman now” dan bener-bener berbeda dengan pendahulunya. Hal ini yang membuat sadar kalau ternyata jaman sudah berubah, anak “jaman now” punya problematika yang beda dengan jaman dulu.

Meskipun saya tidak 100% merekomendasikan series ini, tetapi saya mendapatkan beberapa insight yang menarik dari cerita yang mereka hadirkan di series terbaru mereka ini. Kali ini saya bukan mau me-review series ini, tapi memaparkan insight menarik tersebut. Apa saja itu?

Gossip Girl at a Glance

Gossip Girl 2021 merupakan reboot dari versi tahun 2007-nya. Serial ini masih menceritakan dinamika kehidupan remaja kaya raya yang bersekolah di sekolah swasta elit Constance Billard St. Jude’s School di Upper East Side, New York.

Kalau Gossip Girl tahun 2007 menceritakan dinamika kehidupan Blair Waldorf dan rival/best friend-nya Serena van der Woodsen, serial 2021 ini menceritakan angkatan 14 tahun kemudian.

Gossip Girl 2021

Interesting insight from Gossip Girl 2021

Diverse Beauty Standard: Bukan si kulit putih, atau si rambut blondie

Selama ini film remaja Amerika selalu mengedepankan tokoh “si cantik dan populer” yang merupakan seorang kulit putih dengan rambut blond, atau coklat, yang memikat bak boneka. Karakter Blair dan Serena dalam Gossip Girl 2007 juga kurang lebih punya image tentang beauty standard yang sama.

Namun, di serial Gossip Girl 2021 ini, mereka membawa pesan baru, bahwa cantik tidak harus bak Barbie, seperti yang tergambarkan dari karakter utama mereka Julien Calloway yang berkulit eksotis dengan rambut super cepak! Sungguh mengejutkan!

Baca juga  "Beef" from Netflix: Drama "Dark Comedy" yang Sarat Makna

Bahkan, 2nd lead actor yang menjadi duet Julien Calloway juga bukan seorang kulit putih. Zoya Lott, yang merupakan adik tiri sekaligus rival Julien, adalah seorang gadis manis berkulit gelap yang memiliki aura cantik yang tidak biasa bak Rihanna.

Begitu pula pemilihan karakter pendukung lainnya. Teman-teman Julien tidak hanya mereka-mereka yang caucasian saja, tapi juga menghadirkan karakter keturunan Asia seperti karakter Akeno “Aki” Menzies, dan kedua “minions” Julien yang merupakan kulit hitam dan berdarah latin.

Tidak hanya karakter yang diverse dengan standar kecantikan yang tidak biasa, style berpakaian yang diperlihatkan dalam serial ini juga tidak se-konservatif dan “it girl” banget seperti pendahulunya. Style yang ditampilkan di series ini lebih “street style” mix with glamorous style, untuk mendukung para karakter yang memang tidak biasa.

Dari pemilihan karakter dan style yang tidak biasa, series ini seperti menonjolkan diversity dan menonjolkan standar kecantikan yang lain, yang tidak stereotipi khas Amerika, berbeda dengan serial pendahulunya.

Gossip Girl 2021: All about Social Media Super Power

Kalau di series 2009 Gossip Girl merupakan sebuah blog, di series 2021, mereka menggunakan instagram sebagai platform Gossip Girl 2021, yang ini sangat menggambarkan kondisi saat ini.

Dalam series ini, mereka menunjukkan dominasi media sosial dalam kehidupan sosial. Bagaimana sebuah akun anonimus yang tidak jelas asalnya seperti Gossip Girl baru ini bisa mempengaruhi kehidupan sosial anak-anak remaja jaman ini.

Karakter Julien Calloway juga digambarkan bukan sekedar anak musisi ternama yang kaya raya saja, tapi dirinya juga merupakan influencer yang sangat berpengaruh, yang memanfaatkan kehadiran media sosial. Bahkan, ia menggunakan kedua temannya, Luna La dan Monet de Haan sebagai PR dan social media strategist-nya (yang sangat jitu menggambarkan kehidupan influencer pada umumnya saat ini).

Dalam satu episode, Julien juga menunjukkan bahwa dirinya dapat menjadikan influencer sebagai sebuah bisnis dan jalur karir yang menjanjikan, meskipun (spoiler alert) pada akhirnya Julien gagal menjadikannya sebuah bisnis.

Kehadiran Gossip Girl di media sosial memang menunjukkan banyak efek negatif, tapi di serial ini kita juga diperlihatkan dilema dan tanggungjawab moral dari si pemegang akun ini, yang sebenarnya adalah para guru di sekolah elit Constance Billard St. Jude, tempat para karakter utama bersekolah.

Baca juga  Review "Griselda" Netflix: The Rise and Fall of A Strong Woman in Narcotics

Dari dilema para guru pemegang akun Gossip Girl ini, para penonton diperlihatkan bahwa media sosial ini seperti pedang bermata ganda, bisa berdampak negatif tapi terkadang dapat memberikan dampak positif juga, jika dilihat sisi yang berbeda.

Dinamika sosial ditengah kehadiran media sosial semacam ini sangat khas dalam kehidupan remaja jaman now, yang ini benar-benar terasa berbeda jika dibandingkan dengan serial pendahulunya.

Gossip Girl 2007 (atas) vs Gossip Girl 2021 (bawah)
Source: usmagazine.com

Identity and Sexuality: Problem Remaja Jaman Now

Mencari identitas tentu adalah tema yang umum di serial remaja. Tapi, sekarang isu tentang seksualitas lebih sering diangkat, termasuk di seri Gossip Girl 2021.

Kalau di serial pendahulunya isu seksualitas hanya muncul sekelebat saja misalnya ketika Eric van der Woodsen (adiknya Serena) mengaku gay dan tidak diterima oleh keluarganya, di seri 2021 ini isu seksualitasnya lebih kompleks lagi.

Karakter Aki Menzies digambarkan sebagai seorang pemuda yang baru menyadari bahwa dirinya biseksual/queer dan sempat mengalami isu dengan keluarganya terkait identitas seksualnya. Aki dan pacarnya, Audrey Hope, kemudian juga mengalami masalah seksualitas dimana keduanya baru menyadari bahwa mereka menyukai hubungan yang tidak umum yang melibatkan teman mereka, Max Wolfe.

Sementara Max Wolfe sendiri adalah karakter pan seksual yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang gay. Dimana pada serial ini, Max dihadapkan pada masalah kedua orang tuanya yang memutuskan untuk bercerai.

Untuk remaja di negara maju, sepertinya isu identitas dan seksualitas seperti ini sudah marak. Sehingga sangat wajar jika masuk menjadi bagian dari serial TV remaja. Sementara pada tahun 2007, isu seperti ini tentu belum hot, makanya tidak banyak diulas di serial pendahulunya.

Gossip Girl 2021: No bullying policy and cancel culture

Sepertinya semua orang yang nonton Gossip Girl 2007 setuju bahwa Blair Waldorf adalah seorang bully. Tapi, di serial 2021, sepertinya pesan anti-bullying nya cukup kuat, sehingga tidak ada satu karakter pun yang digambarkan sebagai seorang bully.

Meskipun karakter Julien dan Zoya ini sering bersitegang, tapi keduanya selalu berakhir rujuk tanpa adanya pertikaian ala Blair dan Serena. Bahkan, menurut saya pribadi, karakter Julien ini digambarkan “sangat baik”. Bahkan dalam satu episode, Julien mengakui bahwa dirinya dulu adalah seorang bully, and she owns her mistake.

Saya perhatikan, di tiap episode juga tidak ada adegan yang menggambarkan bullying. Pertikaian dan persaingan sih iya, tapi ngga sampe bullying.

Sebaliknya, serial ini mengangkat isu cancel culture. Yah, dijaman media sosial, tentu cancel culture menjadi suatu konsekuensi yang wajar terjadi. Dan ini digambarkan dalam cerita serial ini.

Baca juga  Pelajaran Penting untuk Perempuan: Inspirasi dari Series "MAID" di Netflix

My personal take on Gossip Girl 2021

Kalau membandingkan kedua serial ini, jadi sangat terasa kalau dinamika kehidupan remaja di negara maju sudah sangat amat berbeda.

Kalau dulu tahun 2007 isinya ya seputar rebutan pacar, nge-bully, dan rebutan pamor siapa yang paling populer. Tahun 2021 ternyata kehidupan remaja sudah lebih kompleks, apalagi dengan kehadiran media sosial.

Isu yang muncul diantara para remaja sekarang ternyata ngga cuma cinta-cintaan dan mencari jati diri, tapi juga isu seksualitas yang makin kompleks sekarang.

Kalau untuk audience Asia yang masih konservatif, serial ini sebenernya kurang cocok, bahkan terlalu vulgar. Tapi, dari serial ini kita bisa melihat anak-anak remaja ini sekarang arahnya kemana.

Menurut saya, serial ini malah bagus untuk para orangtua yang dulunya hidup di jaman Gossip Girl 2007. Dari sini kita belajar bahwa problematika anak jaman now itu memang BEDA dari jaman kita dulu. Jadi, kurang bijaksana jika kita membawa “hukum Blair Waldorf” ke dalam problematikanya Max Wolfe misalnya. Ngga bisa kita samakan juga penderitaannya anak korban Blair Waldorf dan Julien Calloway. Problematika mereka beda.

Nah, selain tentang problematika remaja dan serial Gossip Girl ini, ada satu hal lagi yang menarik menurut saya.

Special shout out: Tavi Gevinson

Ketika melihat daftar cast dan mendengar nama Tavi Gevinson, saya mendadak kaget karena merasa sangat familiar dengan nama tersebut, tapi ngga inget dimana saya lihat.

Usut punya usut, Tavi Gevinson adalah seorang fashion blogger ternama yang dulu terkenal dengan gaya nyentriknya di blognya yang bernama Style Rookie (sekarang ngga bisa dibuka kayanya). Saking terkenalnya blog dia, Tavi Gevinson sampe diundang di berbagai fashion week, dan sampai menulis untuk Harper’s Bazaar. Kerennya lagi, di usianya yang baru 15 tahun, dia mendirikan majalah fashion yang bertajuk Rookie.

Saya jadi sadar kenapa nama Tavi begitu memorable bagi saya, karena dulu saya ingin menjadi fashion blogger terkenal seperti dia! Saya terinspirasi dengan kiprahnya sebagai blogger. Saya pingin bisa percaya diri dalam mengekspresikan diri melalui blog dan dikenal seperti Tavi.

Saya tidak tahu kalau ternyata Tavi kemudian menjajaki dunia akting juga. Dan akhirnya saya lihat dia di serial ini. So nostalgic!

Itulah sebabnya kenapa saya semangat banget menulis posting tentang Gossip Girl, selain karena I’m a big fan of the franchise juga untuk merayakan pertemuan saya dengan salah satu muse dalam menulis blog, Tavi Gevinson!

Ada yang punya muse menulis juga?

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *